Aku dan Anak-Anak Pesisir


Sering kali aku merasa rendah diri karena aku adalah seorang yang pemalu dan introvert. Aku merasa bahwa menjadi introvert adalah sebuah kelemahan dan susah menjadi orang sukses karena tidak berani. Aku seringkali membandingkan diriku dengan orang lain, terutama yang berkepribadian ekstrovert. Dari perspektifku, orang yang ekstrovert sangat mudah untuk bersosialisasi dan membangun koneksi, banyak pengalamannya, dan juga pribadi yang disukai banyak orang. Namun, mulai sekarang aku tidak ingin lagi membanding-bandingkan diriku dengan orang lain. Aku ingin berubah, mencoba hal baru, fokus terhadap diri sendiri dan juga menjadikan diriku versi yang lebih baik.

Namun apa hubungannya diriku dengan anak-anak? Ceritaku dengan anak-anak dimulai dari ikut organisasi Nyala Litera Indonesia yang ada di Pantai Parangkusumo. Tujuanku ikut organisasi ini pada mulanya adalah untuk mencoba hal baru dan menghilangkan rasa takut yang selama ini aku takutkan yaitu berkenalan dengan orang-orang baru. Harapanku masuk organisasi ini supaya aku mendapat pengalaman baru dan bisa bersosialisasi dengan anggota-anggota lain, dari berbagai latar belakang yang mempunyai hobi sama yaitu membaca buku.


Nyala Litera mempunyai program setiap hari Minggu yaitu Sunday Sharing Caring. Diperuntukkan bagi anak-anak pesisir yang ingin belajar sambil bermain dan juga melakukan aktivitas kreatif lainnya dengan didampingi oleh anggota-anggota organisasi Nyala Litera. Setiap hari Minggu aku pergi ke pantai yang memakan waktu hingga satu jam untuk sampai tujuan. Aku bertemu anak-anak yang ceria dan ramah.

Sebelumnya, aku memang orang yang suka dengan anak-anak. Aku bisa memposisikan diriku sebagai teman sebaya mereka dan merasa menjadi anak-anak lagi. Aku mencari tahu hal-hal yang mereka suka, menunjukkan antusiasme pada setiap obrolan, menjadi pendengar yang baik, dan panutan untuk mereka karena anak-anak sensitif terhadap hal-hal yang baru mereka lihat. Hal yang aku suka dari anak-anak adalah mereka jujur, apa adanya. Mereka mengucapkan apapun yang ada dipikirannya dan mudah mengekspresikan hal yang mereka sukai atau tidak disukai.

Anak-anak juga mempunyai daya imajinasi yang tinggi yang terkadang malah menginspirasi orang dewasa sepertiku. Hal terakhir yang aku suka dari anak-anak adalah rasa ingin tahu mereka yang tinggi. Mungkin orang lain akan merasa terganggu dengan anak-anak yang suka menanyakan hal-hal apa saja, tapi aku suka ditanyai oleh mereka karena aku akan merasa bangga baik terhadap diri sendiri maupun mereka. Bangga dan puas terhadap diri sendiri karena aku bisa mengajari hal yang bermanfaat untuk mereka. Bangga terhadap anak-anak karena mereka jadi belajar hal-hal baru dari pertanyaan-pertanyaan yang mereka tanyakan sendiri.

Anak-anak telah membantuku supaya berani bersosialisasi. Setiap ke Parangkusumo aku disambut oleh anak-anak pesisir yang ceria. Kami bermain bersama, berbincang-bincang, dan diskusi bersama. Mereka belajar dariku dan aku sendiri banyak belajar dari mereka. Anak-anak mengajarkanku untuk berani. Berani berpendapat, berani bertanya, berani berkenalan dengan orang baru, dan yang lebih penting, berani menjadi diri sendiri.

***

Ditulis oleh Nadya Hanifaturrahma

Relawan Nyala Litera Indonesia yang tengah menjalani hari-hari sebagai mahasiswa.


Kena Kepuhunan

               Setiap daerah di Indonesia memang memiliki kepercayaannya masing-masing, apalagi dengan kepercayaan mistis yang sangat meleka...