Surau Terapung
Anak manusia duduk pada pelataran sebuah surau,
Setengah kakinya terendam air berwarna coklat,
Sesekali disambangi hempasan kecil
dari gelombang motor tempel yang melaju dengan cepat,
Sebagian Pengendalinya diburu temu,
Sebagian lagi dihantui urusan rancu.
Anak manusia masih tetap khidmat,
Dengan lamunan semu yang diramu,
Apakah hidup hanya berlangsung antara buritan dan kemudi?
Pembatasnya hanya tambah menyatukan kenang.