Dari Bagong untuk Bagong

Jadikan setiap orang sebagai guru dan jadikan setiap tempat sebagai sekolah, kutipan gagasan Ki Hajar Dewantara mengiringi perjalanan Bagong menuju pantai selatan Jogja. Tepatnya di sudut Pantai Parangkusumo, Bantul, Yogyakarta ia ingin menapak pada secuil permukaan bumi yang cukup cocok mendapat sebutan 'simulasi surga'. Orang menyebutnya Garduaction, Garbage Care and Education. Di sanalah ruang bermain dan belajar anak-anak usia dini penduduk Pesisir Parangkusumo.

Kegembiraan terukir melalui senyum dan gelak tawa mereka yang mewarnai kegiatan setiap Minggu sore. Mendapat kesempatan membersamai kegiatan mereka serupa rezeki yang luar biasa bagi Bagong. Bermodal penggalan dari ide besar Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, di tempat yang baru kali pertama ia kunjungi, Bagong berani mencari makna bagaimana setiap orang sebagai guru, dan setiap tempat sebagai sekolah.

Memantik Minat Baca Anak


Dunia yang kian bergantung pada kemudahan penggunaan teknologi, menjadikan Gawai tak pernah alpa dari tuduhan sebagai pemicu kacaunya proses literasi di Indonesia. Katanya, anak jaman now mana mau membaca buku? Kan semua serba mudah ditonton lewat telepon genggam! Hampir semua yang serba tersedia di internet mampu dijangkau dengan cepat dan gampang. Jaringan nirkabel telah mudah didapatkan oleh publik untuk mengakses internet. Tak terkecuali anak-anak usia dini yang kini akrab dengan beragam sumber kesenangan di ponsel pintar.

Fitur games online dan sajian video di YouTube sering dinilai sebagai penyebab anak-anak kecanduan mengoperasikan gawai, hingga kehilangan kesempatan membaca buku. Kurikulum Darurat selama situasi pandemi Covid-19 berujung kepemilikan gawai pribadi pada anak usia dini. Hari ini, manusia berusia kurang dari sepuluh tahun sudah punya handphone sendiri. Memang, menjadi kewenangan tiap orang untuk dapat menggunakan gawai dan jenis perangkat apapun dalam mengakses informasi. Namun, sebelum tiba pada titik tersebut, sebaiknya tiap diri telah berbekal kematangan literasi. Diawali dengan aktivitas baca-tulis, menuju pada kemampuan individu dalam mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup.

Kena Kepuhunan

               Setiap daerah di Indonesia memang memiliki kepercayaannya masing-masing, apalagi dengan kepercayaan mistis yang sangat meleka...